WELCOME TO MY BLOG.
ENJOY IT !

WELCOME TO MY BLOG

Hello Guys. Welcome to my blog.
Thanks for your visiting.
I hope you enjoy with my blog. It is education blog, may the information in this blog can help you.

Jumat, 23 September 2011

SINOPSIS NOVEL REMAJA "BIDADARI SO WHAT"

TUGAS BAHASA INDONESIA : MEMBUAT SINOPSIS NOVEL
Judul Buku   : Bidadari So What
Penulis   : Muharram R
Jumlah halaman   : 195
Penerbit   : Puspa Swara, Anggota Ikapi
Cetakan ke-   : 1, tahun  2006
Hasil sinopsis :

"BIDADARI SO WHAT"

Ada seorang laki-laki bernama Albin. Dia adalah laki-laki super pendiam. Ibarat kata, kehadirannya hanya untuk memenuhi kelas. Nama lengkapnya adalah Albin Febianto. Sebenarnya, Albin juga suka melawak, tapi cuma dibicarakan dalam hati. Yang mendengar hanya dia sendiri sama Tuhan. Albin lumayan tinggi, tidak gendut, tetapi berisi. Dia dia paling suka main basket.
Tiap pagi, Albin berangkat sekolah menyusuri jalan Aksan. Jalan yang dilewati mobil Andera. Perempuan cantik dengan otak cemerlang dan tentunya sikap yang terpuji. Andrea tergabung dalam geng “So What”, yang anggotanya, “nyaris” perempuan semua, karena ada seorang laki-laki yang bertingkah laku seperti wanita (bernama Jenong). Geng “So What” terdiri dari 4 anggota, yaitu, Pia, Adek, Jenong, dan Andrea.
Andrea adalah kakak kelas yang diperhatikan oleh Albin semenjak Albin masuk ke sekolahnya. Perempuan kelas 3 IPA 4. Untuknya, satu kata yang ingin Albin ucapkan untuk Andrea, yaitu... SEMPURNA !
Albin sangat memuja Andrea, dia begitu terobsesi. Hingga merasa GR (Gede Rasa) sekali waktu Andrea menanyakan bedaknya. Dari kejadian ini, si Albin menjadi berubah. Albin meninggalkan gelarnya sebagai laki-laki paling pendiam. Dia berubah menjadi hiperaktif, ceria terus.
Ada tetangga Albin yang menyukai Albin. Namanya adalah Mae-mae. Tapi sayangnya, Albin tidak menyukai Mae-mae. Dia hanya mencintai Andrea. Dan yang mencintai Mae-mae malah Ildira, kakaknya Albin. Hampir setiap hari, Mae-mae datang ke rumah Albin. Tujuannya adalah untuk “PDKT” (pendekatan) dengan Albin. Tetapi,  Albin tidak pernah peduli.
Waktu istirahat, Albin dan dua temannya pergi ke kantin. Saat itu juga, geng So What ada di kantin. Mereka sedang mencari tempat duduk. Kemudian, Andrea dan pasukannya minta ijin duduk di meja Albin. Dan mereka duduk di meja Albin. Secara tiba-tiba, jantung Albin berdegup kencang.
Setelah selesai makan, Albin bangkit dan pergi menuju kelasnya. Ketika Albin melangkah pergi, terdengar suara jeritan kecil dari Andrea. Saat Albin menoleh, Pia, Adek, Jenong, dan Andrea tertawa. Sejak saat itu, Albin menjadi penasaran.
Sore hari, Mae-mae main ke rumah Albin sampai malam. Terus dia minta Albin untuk mengantarkan pulang. Akhirnya Albin pergi mengantar Mae-mae menyusuri gang yang gelap. Mereka kemudian menyeberang jalan, dan masuk ke gang lain. Sejak dari sanalah, Mae-mae mulai aktif berinteraksi. Dia terus mendekati Albin. Saat mereka sampai di sungai, untunglah masih ada perahu, walaupun perahu terakhir. Kemudian mereka sampai di depan rumah Mae-mae, lalu Mae-mae mengucapkan terima kasih. Kemudian Albin segera pulang.
Hari ulang tahun Sherly, teman sekelas Albin. Albin ikut traktir nonton film di bioskop. Ada empat bangku kosong di samping. Kemudian empat bangku kosong tersebut diduduki oleh geng So What. Andrea di samping Albin. Tiba-tiba keadaan bioskop menjadi gelap gulita karena menyesuaikan adegan dalam film. Albin memandang Andrea dalam kegelapan. Begitu juga Andrea. Saat lampu menyala, Albin dan Andrea sama-sama salah tingkah. Albin jadi tambah penasaran.
Sejak Albin ketemu Pia waktu pulang sekolah, dan Pia bertingkah laku aneh kepada Albin, Albin merasa Pia gemas padanya. Begitupun Adek dan Jenong. Karena pada waktu yang berbeda Adek dan Jenong juga bertingkah laku aneh padanya.
Saat Albin pulang sekolah, Mae-Mae sudah siap di rumah Albin bersama Ibunya Albin, sambil lihat-lihat majalah. Albin memberi salam kepada Ibunya sambil membuka sepatu dan masuk ke dalam rumah. Mae-Mae langsung mendongak, berhenti dari membaca majalah dan membalas salam Albin. Kemudian Mae-Mae menyimpulkan senyuman tipis dari bibirnya. Albin hanya nyengir dan berlalu masuk ke dalam. Albin semakin yakin kalau Mae-Mae menyukainya.
Istirahat ke dua di hari Selasa. Albin menunggu-nunggu. Bukan karena pelajaran matematikanya akan berakhir. Lebih karena kelas 3 IPA 4 baru saja beres olahraga. Albin mengajak beberapa temannya untuk menghadiri keramaian kantin, dan beberapa ada yang mau. Albin bertiga ke sana bersama Ucok dan Butet. Albin sudah hampir sampai di ujung koridor, tinggal menuruni tiga anak tangga maka sampailah di lingkungan kantin. Ketika itulah, perasaan Albin mengatakan bahwa Albin harus menoleh. Berbaliklah Albin ke belakang. Ternyata geng So What ada di belakangnya. Mereka ada di belakang Albin. Saat Albin membalikkan badan, keempat personel So What sedang menatap ke arahnya. Kemudian keempatnya salah tingkah, dan langsung menatap langit-langit. Dan Albin baru merasakan mereka cekikikan ketika dia membalikkan badan lagi ke depan. Albin, Ucok, dan Butet berhasil memesan bakso tahu yang konternya ada di pojok. Mereka langsung duduk di kursi khusus di konter itu. Dari tempat duduk, Albin masih bisa melihat gadis itu duduk bersama gengnya. Dia tengah tertawa-tawa bersama So What. Membicarakan sesuatu.
Pagi yang dingin di suatu hari. Albin berjalan di jalan Aksan, dan tak menemukan Honda Civic pink lewat mendahuluinya. Namun begitu Albin sampai dibelokan terakhir, dengan jelas dilihatnya mobil itu telah terparkir rapi di belakang Kia Visto. Andrea hadir hari ini, dan Albin tak sabar lagi untuk melihatnya. Ada banyak moment-moment dimana Albin akhirnya bisa melihat Andrea sedang berada di ujung sana. Sampai Albin bangkit untuk masuk ke dalam kelas karena guru yang akan mengajar dikelasnya sedang berjalan ke arahnya. Pelajaran terakhir ditutup dengan tugas menyebalkan bagi Albin berupa resensi novel. Albin beruntung, karena per kelompok, jadi tidak kerja sendiri. Dan lebih berutung lagi, Albin sekelompok dengan orang-orang yang santapan sehari-harinya adalah berlembar-lembar cerita fiksi. Sesampainya di luar, Albin membuang tasnya di atas lantai dan gabung main basket sama yang lain. Hingga suatu kali, bola yang dilempar malah menggelinding keluar lapangan. Dan karena Albin yang paling dekat untuk mengambilnya, dia berlari sambil terengah mengejar bola itu. Bola itu malah menghantam Jenong, Albin mengambil bola yang kembali ke lapangan karena memantul di tembok, kemudian melemparkannya ke tengah. Albin nggak gabung bersama mereka lagi. Dia menghampiri Jenong sekadar untuk meminta maaf, atau mengobrol sebentar, atau juga untuk melepas lelah.
Senin terasa ramai. Albin mulai berkicau. Dia berani mengekspresikan dirinya yang tadinya pendiam menjadi cerewet dengan lawakannya. Sampai membuat seisi kelas tertawa karena kicauannya. Saat Albin sedang berkicau, tiba-tiba ada suara salah seorang temannya yang mengatakan bahwa si Albin lagi jatuh cinta sama si Jenong. Semua cowok mengejek Albin, khususnya cowok yang Kamis kemarin main basket dengannya. Albin mencoba mengembalikan lagi derajat dirinya dengan menjelaskan bahwa si Jenong cuma batu loncatan. Saat seisi kelas menertawakan Albin, tiba-tiba ada seseorang yang berbisik kepada Albin kalau Andrea, yang Albin incar. Albin menoleh dan mendapati Cika yang berbisik barusan. Albinpun menjawab dengan leluconnya, sampai Cika mencubit lengannya sebentar, kemudian melanjutkan lagi nyalinnya. Ternyata Cika itu kenal sama Andrea dan dia juga punya nomor teleponnya. Dia kenal Andrea di BSM waktu Dian Sastro ke Bandung. Ban mobil Andrea kempes, terus temen Cika yang laki-laki membantu memperbaiki. Sejak itu,  mereka jadi sering bertelepon. Susunan parkir mobil mereka juga selalu berurutan. Andrea selalu ada di belakang mobil Cika.
Albin berkata dengan senang membuka obrolan di atas perahu ketika mengantarkan Mae-Mae pulang. Albin berkata bahwa dia sedang jatuh cinta. Mae-Mae tiba-tiba tersipu, dia langsung membelakangi Albin dengan malu-malu. Albin melihat wajahnya memerah. Albin menanyakannya sambil menarik bahunya agar berbalik. Tiba- tiba Mae-Mae menjauh, berjalan malu-malu. Albin menghampirinya kemudian mereka membicarakan tentang keluarga Mae-Mae. Dan setelah itu, Albin tak menyinggung kisah cintanya lagi.
Sekarang udah hari Selasa lagi. Waktunya bertemu bintang hati yang kini tengah mengikuti pelajaran olahraga di lapangan bagi Albin. Beruntung sekali dia, tak ada guru di jam pelajaran ke-5 dan 6. Dan ini membuatnya dapat dengan bebas memandang Andrea dari depan kelas. Albin tahu kalau BP ngasih tugas buat ngisi waktu yang kosong. Tapi dia males. Lagipula banyak temen-temennya yang milih duduk-duduk di depan kelas sambil ngobrol. Dan dia nggak bisa main basket karena lapangannya dipakai. Tidak apalah, lagi pula yang memakai juga kelas 3 IPA 4, jadinya Albin bisa ,melihat Andrea lebih dekat lagi. Dari yang Albin lihat, guru olahraga juga tidak ada. Jadi siswa-siswa di lapangan masih pada ngobrol atau main-main sama yang lain. Tapi yang kini Albin perhatikan hanya Andrea. Dia lagi sama So What, duduk melingkar dan mengobrol. Entah matanya Albin yang salah lihat atau perasaannya saja, atau bener terjadi, kelihatannya So What lagi ngomongin dia. Mereka sekali-sekali ngelirik Albin bareng sampai Albin harus menoleh kemana dulu karena dia sendiri lagi memperhatikan Andrea. Si Jenong sambil tersipu, melirik ke arahnya, terus dia bisik-bisikan. Adek juga sama. Dengan bahu yang bergetar, Adek tengah mencoba curi-curi pandang padanya. Hanya Andrea saja yang kelihatannya jarang ngelihatin Albin. Tapi sekalinya noleh ke arahnya, Albin lihat, Andrea selalu tersenyum! Waduh, ada apa sih dengan So What akhir-akhir ini? Kenapa mereka kelihatannya sering ngomongin Albin? Apa mereka udah tahu kalau dia suka memperhatikan mereka. Jangan-jangan iya nih! Wah, gawat… bisa malu Albin! Gimana ini…? Albin bangkit dan masuk ke kelas. Ngecek dulu, bener nggak sih yang dari tadi mereka lihatin tuh Albin? Bisa aja kan yang mereka omongin tuh cowok-cowok di sebelahnya. Albin nggak mau kepedean nyangkain anak-anak So What ngomongin dia. Makanya, sesampainya di kelas dia langsung sembunyi di balik pintu. Dan dari celah engsel yang panjang, Albin mencoba mengintip apa yang terjadi pada mereka sekarang. Mereka kepanikan! Mereka nyari-nyari ke arah kelas. Celingukan sambil memicingkan mata dan meneduhkan pandangan menggunakan pinggir tangan. Benarkah mereka mencari Albin? Mereka nyariin Albin! Nggak nyangka! Albin yakin itu. Dugaannya tak salah. Jadi Albin tak bisa disebut kepedean lagi sekarang. Mereka kecewa waktu ngelihatnya masuk. Tapi apa bener sih? Ah, butuh dites lagi nih! Albin berjalan keluar ke arah anak-anak yang nongkrong. Sambil ngelirik, dia lihat mereka kembali bersorak. Dan dia langsung balik lagi ke dalam kelas. Kembali menyinggahi celah engsel sambil melihat So What duduk di lapangan. Mereka kecewa lagi. Ya ampun… kenapa sih? Ternyata bener, yang mereka perhatiin dari tadi tuh Albin. Dan yang dia heranin, KENAPA DIA BISA DIPERHATIIN SAMA MEREKA?
Albin memenuhi pirmintaan Cika yang ingin bicara dengannya empat mata di kantin. Namun melihat keadaan kantin, sepertinya pertemuan ini mesti berubah nama menjadi ‘Pertemuan empat mata diiringi ribuan mata yang tak ikut campur’. Artinya pertemuan dua orang ini dihadiri banyak orang di sekitar. Cika memulai pembicaraan ketika Albin menyedot pop ice lecinya. Dia bilang kalau Albin berubah. Cika punya satu informasi buat Albin. Informasi rahasia. Informasi dari Andrea. Cika menambahkan lagi supaya jangan bilang sama siapa-siapa. Ternyata, satu di antara anak-anak So What, ada yang suka sama Albin. Kata Cika, semalem Andrea nelpon. Katanya, orang yang ngecengin Albin tuh, udah nggak sabar pengen Albin tahu kalau ‘dia’ ngecengin Albin. Tapi ‘dia’ nggak mau Albin tahu siapa dia sekarang. Katanya, ‘dia’ pengen Albin cari tahu sendiri… Cika nggak akan bantu. Albin harus cari tahu sendiri. Albin melamun memikirkan possibility orang yang sayang sama dia sekarang.
Setelah Albin cari tahu informasi tentang Pia dan Adek, ternyata mereka sudah punya kekasih sendiri-sendiri. Tinggal Jenong satu-satunya yang berpeluang besar suka sama Albin.
Jadi, suatu hari Albin akan menolak Jenong dengan halus. Saat Albin mau mengutarakan maksudnya, tiba-tiba HP Jenong berdering. Jenong berbicara dengan orang yang meneleponnya. Sampai akhirnya Jenong pingsan. Ternyata, Jenong pingsan karena kekasihnya masuk rumah sakit. Rian, kekasih Jenong dipukuli sampai babak belur oleh preman-preman hingga akhirnya masuk rumah sakit. Ternyata Jenong sudah mempunyai kekasih. Dugaan Albin yang terakhir adalah, Andrea yang menyukai Albin.
Suatu hari, Albin berangkat sekolah seperti biasa. Sampai depan kelasnya, Albin mendengar dua orang sedang berbicara. Ternyata, mereka adalah Andrea dan Cika. Andrea sedang berkata kepada Cika bahwa dia sudah tidak tahan lagi ingin bertemu Albin dan ingin Albin tahu perasaannya selama ini. Albin yang berada di luar kelas, mendengar semua pembicaraan Andrea dan Cika. Dan betapa senangnya hati Albin, ternyata benar, Andrea yang selama ini menyukainya.
Saat Andrea dan Cika keluar kelas, mereka kaget dan gugup karena melihat Albin. Terutama Andrea. Setelah kejadian itu, Albin mulai sibuk mencari cara untuk mengungkapkan perasaannya pada Andrea.
Hari pada saat Albin akan mengungkapkan perasaannya pada Andrea, Albin malah dilabrak oleh Andrie dan kawan-kawan. Andrie adalah mantan kekasih Andrea. Dia masih mencintai Andrea. Padahal Andrea sudah tidak mencintainya. Tetapi, pada saat itu juga, Andrea dan pasukannya datang dan membela Albin.
Sore harinya, waktu Albin mau nembak Andrea, Albin malah nggak jadi nembak Andrea. Padahal, Andrea sangat mengharapkannya. Alasan Albin, orang-orang akan bicara macam-macam jika dia jalan sama Andrea. Andea itu kan, bisa dibilang mendekati sempurna! Bidadari sekolah! Masa jalan sama Albin! Anak kelas satu!
Wajah Andrea langsung pucat. Betapa hancur hatinya. Tetapi ia langsung berkata bahwa Albin itu harus bertanggungjawab karena selama ini Albin telah mencuri hatinya sampai dia selalu teringat pada Albin.
Setelah mendengar semua yang dikatakan Andrea, Albin berlutut di depan Andrea, mengutarakan isi hatinya pada Andrea dan meminta Andrea untuk menjadi pacarnya sambil memberikan sapu tangan bertuliskan Albindrea. Betapa senangnya Andrea! Dia pun menerima Albin menjadi pacarnya.
Beberapa hari setelah mereka jadian, Albin dikroyok dan dipukuli oleh Andrie dan kawan-kawan sampai babak belur dan tak sadarkan diri. Saat Albin sadar, dia berada di rumah sakit dan di sampingnya ada Andrea yang selalu menjaganya. Albin merasa paling bahagia walaupun tubuhnya terasa sakit.
Keluarga Albin dan Mae-Mae datang untuk menjenguk Albin. Mae-Mae cemburu melihat Albin dan Andrea. Andrea tahu betul keadaan saat itu. Dia pun pergi meninggalkan Albin dan Mae-Mae. Albin menjelaskan semuanya pada Mae-Mae, bahwa Andrea adalah pacar Albin, Mae-Mae harus bisa melupakan Albin dan membuka hati untuk Ildira, kakaknya Albin yang sangat mencintainya. Akhirnya Mae-Mae mau menuruti perkataan Albin. Saat Ildira nembak Mae-Mae, Mae-Mae menerimanya.
Hari ulang tahun Mae-Mae, Mae-Mae mengundang keluarga Albin dan Andrea. Mereka diajak nonton film di bioskop oleh Mae-Mae. Albin duduk berdampingan dengan Andrea. Andrea suka dengan filmnya, jadi dia fokus nonton. Tapi, Albin, dia kurang suka dengan filmnya. Albin membuka diary Andrea yang ada di HP. Ternyata, apa yang dirasakan Albin selama ini, Andrea juga merasakannya.